Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Regenerative Forest Business Hub, bersama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), didukung mitra menyelenggarakan Forestry Forum 2024, bertajuk “Regenerative Nature, Food, and Forestry Business Sessions” di Jakarta pada Selasa, 30 Januari 2024.
Forum pertemuan multipihak yang dihadiri oleh para pemimpin industri, pembuat kebijakan, investor, bertujuan untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan membahas tantangan-tantangan dalam pelaksanaan praktik berkelanjutan di bidang kehutanan, pertanian, dan produksi pangan, dari sudut pandang hukum, investasi, serta dampak sosial. Selain itu, pada pertemuan tersebut diselenggaakan pula pameran Regenerative Forest Business yang mendukung program pengembangan multi usaha kehutanan yang sedang dijalankan.
Hadir pada acara tersebut perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Perusahaan, Investor, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain. Acara ini merupakan bagian dari Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang akan diselenggarakan pada bulan September mendatang.
Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto pada sambutan pembukaan menyatakan KLHK terus memacu implementasi multi usaha kehutanan pada areal yang dikelola Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH).
“Implementasi MUK akan memberi nilai manfaat yang optimal, baik dari aspek teknis, produksi, sosial dan ekonomi,” kata dia.
Agus menjelaskan, Indonesia memiliki kawasan hutan seluas sekitar 120,35 juta hektare atau 68% dari wilayah daratan Indonesia. Kekayaan sumber daya hutan ini harus dikelola secara lestari untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, bahwa multi usaha kehutanan adalah inovasi paradigma pengelolaan hutan dari pengelolaan berbasis tegakan hutan (timber oriented) menjadi pengelolaan berbasis landskap (forest landscape management).
“Pada areal PBPH pada hutan produksi dapat diintegrasikan dengan pengolahan hasil hutan kayu dan pengolahan kasil hutan bukan kayu,” kata Agus.
Implementasi multi usaha kehutanan diyakini juga menjadi solusi menghadapi tantangan yang dihadapi seperti ketahanan pangan, energi dan obat-obatan. Agus juga mengatakan, multi usaha kehutanan menjadi pendukung tercapainya target FOLU Net Sink 2030.
Sementara itu Wakil Ketua Umum APHI Bidang Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari, Soewarso menjelaskan untuk mendorong implementasi multi usaha kehutanan KADIN bersama APHI melaksanakan platform Regenerative Forest Business Hub.
Melalui fasilitasi ini, pelaku usaha saling berbagi pembelajaran pengembangan multi usaha kehutanan, berdialog, hingga mendukung implementasinya.
“Bersama perusahaan pionir, memprakarsai implementasi multi usaha kehutanan berbasis sistem kerja sama hulu-hilir melibatkan pemangku kepentingan,” katanya.
Soewarso mengatakan ada tiga isu utama yang perlu diselesaikan untuk mendorong implementasi multi usaha kehutanan. isu tersebut adalah dukungan regulasi, sumber daya manusia, dan akses pembiayaan dan pasar. ***