Dalam rangka pencapaian target penurunan emisi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dan Net Sink Forestry and Other Land Uses (FOLU) 2030, diperlukan kerja keras dan kerja bersama semua pihak, termasuk keterlibatan dunia usaha. Penerapan multiusaha kehutanan yang dikelola berbasiskan lanskap ekosistem hutan diyakini akan menjadi pilar penting dalam pencapaian target tersebut, sebagai bagian dari aksi mitigasi perubahan iklim. Demikian disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya pada pembukaan Rapat Kerja (Raker) Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) yang diselenggarakan secara hybrid dari hotel Aston Lake Sentul, Jawa Barat pada Rabu (27/10).

Menteri LHK menyatakan bahwa komitmen Indonesia sangat kuat terkait penanganan isu perubahan iklim. Target penurunan emisi Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Updated disajikan untuk sektor-sektor yang meliputi: Forest and Other Launduse (FOLU) serta Pertanian yang terait sektor berbasis lahan; Energi, Limbah, serta Industri (untuk urusan sektor non-lahan). Sektor FOLU sendiri ditargetkan dapat berkontribusi hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.

“Bapak Presiden minggu lalu pada Major Economic Forum menggaris bawahi pentingnya setiap negara memenuhi target yang telah disepakati, yaitu Nationally Determined Contribution (NDC). Bapak Presiden juga menyampaikan target Indonesia untuk mencapai Net-Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti Nurbaya kembali menegaskan pentingnya APHI dan entitas bisnis kehutanan, sebagai salah satu stakeholder kunci. APHI memiliki peran penting dalam mengatasi pelemahan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, dalam masa-masa sulit pandemi COVID-19. Sebuah kondisi yang perlu dibantu dan diatasi melalui investasi yang berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor hulu kehutanan Indonesia.

Ketua Umum APHI, Indroyono Soesilo menyatakan bahwa Raker APHI Tahun 2021 ini, merupakan agenda tahunan APHI, yang merupakan Raker Pamungkas bagi Kepengurusan APHI masa bakti 2016–2021. “Raker APHI tahun 2021 ini bernilai strategis karena merupakan raker terakhir menuju Munas APHI pada bulan Desember 2021 nanti” ujar Indroyono.

Indroyono menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir sudah banyak pencapaian kinerja di sektor usaha kehutanan dan secara khusus APHI menyampaikan terima kasih atas dukungan Menteri LHK dan jajarannya, yang senantiasa menguatkan sektor usaha dengan serangkaian relaksasi kebijakan menghadapi Pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah, para pelaku usaha sektor kehutanan ditengah adaptasi atas pandemi, masih mampu mempertahankan kinerja dengan baik di sektor hulu maupun di hilir, dimana devisa ekspor produk hasil hutan dalam lima tahun terakhir dipertahankan diatas US 10 miliar serta mampu mempertahankan serapan tenaga kerja dalam jumlah yang masif“ ungkapnya.

Terbitnya UU Cipta Kerja semakin menegaskan dukungan kebijakan yang kondusif melalui multiusaha kehutanan di areal PBPH yang menjadi basis konfigurasi bisnis baru kehutanan, dan dikelola berbasiskan lanskap ekosistem hutan, diyakini akan menjadi pilar penting untuk mendukung pengurangan emisi melalui Net Sink FOLU pada tahun 2030.

“APHI siap menjawab tantangan besar bagi pemegang Perizinan Berusaha yaitu bagaimana membumikan dan mewujudkan aksi mitigasi melalui praktik-praktik multiusaha kehutanan di tingkat tapak, sehingga sektor kehutanan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam pencapaian target Net Sink Folu 2030” Imbuhnya.

Pada kesempatan tesebut, Ketua Umum APHI menyampaikan bahwa dalam upaya memperoleh masukan untuk penerapan multiusaha kehutanan, selain melaksanakan serangkaian Webinar, APHI juga menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Kehutanan.

“Minat mahasiswa cukup tinggi, dari karya tulis yang masuk saat ini, telah dilakukan penapisan dan terseleksi 10 (sepuluh) besar, dengan peserta mahasiswa yang berasal dari  IPB University, UGM, Universitas Tadulako, Universitas Mulawarman dan Universitas Muhammadiyah Palembang. Hasil penapisan awal ini akan diseleksi dan dikerucutkan dalam 6 (enam) besar, dan akan disampaikan penghargaan pada MUNAS APHI tanggal 7 – 8 Desember 2021” kata Indroyono.

Dalam rangkaian pembukaan Raker APHI tersebut, diselenggarakan webinar mengenai percepatan penerapan multiusaha kehutanan di Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) dan upaya-upaya mendukung pencapaian Net Sink Folu 2030. Narasumber webinar adalah Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang LHK Silverius Oscar Unggul, Dewan Pengarah BRIN/Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan Tri Mumpuni, dan Vice Chairman Asean, Standard Chartered Bank Rino Donosepoetro. Adapun peserta webinar dari Dewan Pengurus APHI, pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) anggota APHI, Kementerian/Lembaga terkait, Perguruan Tinggi, Lembaga Mitra dan pemangku kepentingan kehutanan lainnya.  (*)