Workshop internasional mengenai Membangun Rantai Pasokan Kayu Berkelanjutan diselenggarakan oleh Asosiasi Distribusi Kayu dan Produk Kayu Tiongkok di Rizhao Meiyue Jubilee Hotel, Provinsi Shandong, China pada Rabu, 4 September 2024.
Workshop ini dalam rangka memperkuat kerja sama dalam pembentukan sistem pengelolaan yang bertanggung jawab dan mendorong pembangunan rantai pasok kayu dan produk kayu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,
Workshop internasional ini bertujuan untuk melakukan pertukaran informasi dan sharing pengalaman secara mendalam mengenai proses keseluruhan.rantai pasok dari pengadaan bahan baku hingga penjualan produk akhir dan sistem manajemen negara pemasok.
Delegasi RI yang yang hadir pada workshop internasional tersebut diwakili Wakil Ketua Umum Bidang Pengelolaan Hutan Alam Lestari APHI, David menjadi salah satu narasumber yang menyampaikan mengenai Pengalaman Konstruksi Hijau Pada Industri dan Perdagangan Kayu di Indonesia.
Menurut David, Indonesia memiliki Sistem Verifikasi Legalitas & Kelestarian (SVLK) sebagai sistem yang wajib diterapkan untuk menjamin legalitas dan kelestarian kayu dan hasil hutan.
“SVLK ini menjadi kunci yang wajib diterapkan pada seluruh praktek industri pengelolaan hasil hutan mulai dari hulu sampai ke hilir, dimana SVLK disini bukan hanya bermakna legalitas tapi juga kelestarian,” ungkapnya.
David menambahkan, melalui penerapan SVLK ini, dirasakan memiliki banyak dampak yang positif, antara lain perbaikan tata kelola hutan dimana saat ini sudah tidak ada lagi hutan yang dikelola secara serampangan.
Selain itu, melalui penerapan SVLK ini dapat memperkuat dan membangun hubungan multipihak dalam pengelolaan hutan dan industri kehutanan. Juga dapat meningkatkan efisiensi lacak balak dengan menerapkan sistem on line (mulai dari official-assessment hingga self-assessment).
Terlepas dari itu semua, menurut David hal paling prinsip melalui penerapan SVLK kami dapat mengurangi pembalakan liar dan perdagangan illegal serta berkontribusi dalam mengurangi deforestasi di Indonesia sekaligus penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Dari aspek ekonomi, hal positif yang juga dirasakan manfaatnya oleh praktisi melalui penerapan SVLK terburkti dapat memperbesar penerimaan pasar dan meningkatkan ekspor produk kayu.
“Memang masih ada PR besar dalam mempromosikan SVLK dan sosialisasi terkait penerimaan pasar untuk meningkatkan ekspor ini, namun kami terus menerus mengupayakan dibantu para Duta Besar dan juga atase perdagangan dalam mensosialisasikan sistem ini di luar negeri,“ pungkas David.
Peserta workshop berasal dari perwakilan FCDO (Foreign, Commonwealth and Development Office), fasilitator FGMC (Forest Governance Markets & Climate), PMST (Project Management Support Team), INFIT (International Forest Investment & Trade), CTWPDA (China Timber&Wood Products Distributuion Association), dan perwakilan industri kayu Tiongkok. ***