Kuliah Umum mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan narasumber praktisi kehutanan dari Dewan Pengurus Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) diselenggarakan di Auditorium Kampus Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta pada hari Jumat (23/08).

Kuliah umum dihadiri oleh 286 mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah pengantar ilmu kehutanan baik dari S1, S2 maupun S3. Bahkan ada mahasiswa yang berasal dari luar negeri mengikuti kuliah umum tersebut.

Pengantar kuliah umum disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Joko Sulistyo. “Kuliah umum ini diselenggarakan dalam rangka memberikan gambaran kepada mahasiswa khususnya mahasiswa baru mengenai prospek pengusahaan hutan termasuk lapangan kerjanya” kata Joko.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum APHI, Rahardjo Benyamin mengapresiasi terhadap terselenggaranya kuliah umum di fakultas Kehutanan UGM. “Kami bangga dan berbahagia dengan sambutan positif para dosen dan khususnya mahasiswa dan mahasiswi di fakultas Kehutanan UGM ini yang sangat antusias mengikuti kuliah umum ini sampai penuh ruangannya” ujar Rahardjo.

Kuliah Umum berjudul Prospek Pengusahaan Hutan di Indonesia disampaikan oleh Ketua Bidang Humas dan Kerjasama APHI, Sugijanto dan dilengkapi penjelasannya oleh Ketua Bidang lainnya.

Secara lebih spesifik, Sugijanto menyatakan bahwa tujuan dari kuliah umum ini adalah dalam rangka memberikan pemahaman dan informasi mengenai best practices pengelolaan hutan yang dilakukan oleh anggota APHI. “Anggota APHI saat ini lebih dari 400 perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan hutan alam, hutan tanaman maupun restorasi ekosistem” sebut Sugijanto.

Selain itu, kuliah umum ini juga untuk memberikan gambaran kegiatan pengusahaan hutan di lapangan dan peluang serta tantangan ke depan. “Kami menyajikan kondisi yang riil saat ini, baik ataupun buruk merupakan tantangan bagi adik-adik mahasiswa kedepan untuk dapat mempertahankan atau jika memungkinkan memperbaikinya” ujar Sugijanto.

Melalui kesempatan tersebut, Dewan Pengurus APHI juga memberikan motivasi bagi para mahasiswa untuk selalu berinovasi dan berkreasi selaku generasi milenial. “Dalam upaya membangun negeri dari sektor Kehutanan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam profesi” imbuh Sugijanto.

Sugijanto menggarisbawahi pernyataannya bahwa walaupun anggota APHI bergerak dibidang pengusahaan hutan di hutan produksi, namun fungsi kelestarian dan perlindungan tetap diperhatikan. “Fungsi produksi berjalan, tapi fungsi perlindungan/ekologi maupun fungsi sosial juga harus berjalan beriringan” kata Sugijanto.

Tantangan kedepan bagaimana mengoptimalkan output pengelolaan hutan sebagai total nilai sebuah ekosistem, tidak disekat-sekat. “Hal itu bisa terwujud salah satunya melalui dukungan SDM handal yang mau terjun ke lapangan, memiliki jiwa enterpreunership dan melek teknologi” ungkap Sugijanto.

Pernyataan senada disampaikan oleh Ketua Bidang Pengembangan Usaha APHI, Endro Siswoko bahwa dalam mengelola hutan diperlukan orang-orang yang mampu berfikir kreatif, bahkan dapat mengubah masalah menjadi peluang. “Ini yang penting, jadi harus berlakulah kreatif sejak masih mahasiswa” ujar Endro.

Sementara itu, Ketua Bidang Produksi Hutan Alam, David mengatakan bahwa mahasiswa harus sudah mulai berfikir, bagaimana begitu lulus langsung mendapat pekerjaan. “Selain harus menyiapkan keahlian, adik-adik mahasiswa mungkin harus magang lebih panjang di perusahaan sebelum lulus” sebut David. (*)